16 Nov 2023

"ABANG, ANAK PERTAMAKU"

Aku mempunyai seorang anak laki-laki usia 4 tahunan. Saat ini dia memiliki 2 orang adik kembar yang masih bayi. Sejak dia mempunyai adik bayi, panggilannya berubah menjadi “abang”. Abang anak yang sangat aktif dan ceriwis. Dia banyak sekali berbicara dengan gaya bicaranya yang super ekspresif sampe urat-urat di lehernya menongol dan mata yang membelalak melotot menjadi ciri khasnya setiap kali sedang bercerita tentang apapun itu. Tahun lalu, abang pernah saya bawa ke kantor selama kurang lebih 2 bulan karena kondisi dimana suami harus bekerja di luar kota. Waktu itu umurnya masih 3 tahunan dan belum punya adik alias anak tunggal.

Sesampainya di kantor, dia langsung merasa excited karena bertemu dengan suasana baru dan berbeda. Ruangan kerjaku ada di lantai 3 dengan total pegawai di ruangan itu sebanyak 9 orang termasuk aku. Walau awalnya malu-malu, pada akhirnya si abang berhasil berkenalan dan mendekatkan diri dengan semua rekan kerjaku di kantor. Bahkan, hanya dalam beberapa hari dia berhasil menghafal semua nama-nama rekan kerjaku berdasarkan posisi meja kerja masing-masing.

Tak hanya itu, aku juga pernah membawa dia turun ke lantai 2 karena ada urusan mendesak dan si abang tidak mau ditinggal. Akhirnya, aku membawa si abang ke lantai 2 dan akhirnya rekan-rekan kerja di sana menyapa dan mengajak kenalan. Abang sangat senang, dia langsung merespon dengan baik. Dia juga langsung nyerocos bercerita ini itu tanpa dikomando. Memang anakku yang satu ini sangat senang bercerita dan mengembangkan cerita-ceritanya.

Di rumah juga dia sering menyebut nama-nama rekan kerjaku. Tak hanya rekan satu bidang, dia juga berhasil mengidentifikasi dan menghafal nama-nama rekan kerjaku di lantai 2 dan lantai 1. Pada saat jam pulang tiba, kami menuju parkiran, seperti biasa rasa ingin tahunya yang tinggi pun langsung muncul. Dia mulai menanyakan mobil-mobil yang ada di parkiran. Beberapa nama rekan kerjaku yang tidak aku sebutkan, juga ikut mengundang tanyanya. Akhirnya, aku menjelaskan ada beberapa yang naik motor, ada yang naik bus, dan menumpang dengan teman. Beberapa hari kemudian, pada saat mengobrol berdua, tiba-tiba dia membeberkan semua nama-nama rekan di kantorku lengkap dengan ciri-ciri kendaraannya masing-masing.

Tiba-tiba aku merindukan masa itu. Masa-masa dimana kami selalu berdua kemana-mana. Perasaan waktu itu dia masih anak kecil yang polos. Hanya dalam waktu satu tahun berlalu, si abang sudah banyak perubahan. Dia sekarang sudah menjadi sosok abang untuk dua adik sekaligus. Si abang sekarang sudah makin dewasa dan pengertian. Dia tak lagi seperti tahun lalu, dia benar-benar banyak berubah. Tapi, tak jarang si abang masih merindukan diperlakukan sebagai anak tunggal, satu-satunya pemilik mama bapaknya. Tiap malam, dia selalu minta dipeluk sebelum tidur. Setiap kali aku memeluk dan mencium adik-adiknya, dia selalu menunggu diperlakukan sama. Akhirnya, aku selalu melakukan hal yang sama. Aku berjanji pada diriku sebagai seorang ibu, untuk selalu memberikan cinta kasih dan perhatian yang tidak berkurang sedikitpun.

Menjadi ibu anak 3 memang tidak mudah. Namun, menjadi seorang abang dengan 2 orang adik sekaligus juga tentunya bukanlah hal yang mudah. Pasti sulit bagi si abang untuk belajar beradaptasi dengan situasi dan kondisi saat ini. Sekarang, si abang tak lagi menjadi satu-satunya. Namun, dia akan selalu ada di dalam tempat teristimewa di hatiku. Sebab, dari dia aku belajar menjadi ibu untuk pertama kalinya. Dari dia aku belajar banyak sekali tentang hal apapun itu.

Si abang memang bukanlah satu-satunya sekarang. Sekarang, ada dua orang adik pelengkap hidup kami. Dan cinta kasihku kepada mereka tidaklah lebih besar satu daripada yang lain. Cinta kasihku sebagai seorang ibu sama besarnya kepada mereka bertiga. Terima kasih, abang. Terima kasih buah hatiku. Terima anak-anakku. Sejak ada kalian, doa mama setiap saat adalah diberikan umur yang panjang dan kesehatan agar bisa membersamai kalian hingga besar dan dewasa nanti. Hingga kelak, mama dan bapak siap melepas kalian untuk mengejar mimpi dan cita-cita kalian. (jwriting)

6 Jun 2023

MENJADI HR ALIAS TUKANG REKRUT KARYAWAN

Beberapa tahun yang silam disibukkan dengan rutinitas rekrut merekrut karyawan. Menyaring kandidat dari 500 jadi 300, dari 300 jadi 100, dari 100 jadi 50, dari 50 jadi 20, dari 20 jadi 10. Dari 10 jadi 7-8 orang. Kadang tersisa cuma 2, 3 orang. Seperti kata teori evolusi, maka hanya mereka yang mampulah yang akan bertahan.

Dulu saat menjadi job-seeker, aku merasa mencari kerja itu susah. Harus usaha dari bikin CV menarik, harus drop CV sana-sini untuk memperbesar peluang diterima di perusahaan. Alhasil, setelah bekerja akhirnya aku merasa bagaimana lelahnya mencari karyawan.

Ternyata segala sesuatu mempunyai kesusahan dan kesulitannya sendiri. Semuanya kembali lagi kepada diri kita masing2, bagaimana kita menyikapi setiap situasi dan lingkungan kita berada.

Menggeluti dunia HR tidaklah mudah sebab yang kita hadapi adalah manusia dengan segala kompleksitasnya. Bukan mesin yang adalah benda mati. Manusia itu rumit dan unik. Entah udah berapa orang yang pernah aku interview selama bekerja. Mulai dari fresh-grad, experienced, level admin, supervisor, dan manager area. Lulusan kampus yang biasa aja sampai kampus bonafid di Indonesia. Mulai dari yang ngeselin sampe yang bikin terpesona. Sebagian ada yang datang apa adanya, ada yang dengan penampilan wah-nya. Ada yang punya pemikiran liberal bahkan radikal. Ada yang manja dan rapuh, ada yang tegar dan tegas.

Bertemu dengan orang-orang berbeda setiap hari tentu sebuah pengalaman yang mengasyikkan. Mendengarkan kisah hidup orang lain, baik seputar keluarga, pendidikan, dan kehidupan komunitasnya memberikan banyak pelajaran penting yang bisa kita petik.

Ketika dihadapkan dengan orang-orang yang punya perjuangan luar biasa seolah memotivasi dan memacu kita untuk lebih bersemangat dalam hidup. Jiwa positif dari kandidat-kandidat tak jarang menular ke saya. Benar kata orang-orang, bertemu orang positif akan membawa pengaruh positif bagi kita. Namun, tak jarang juga bertemu dengan orang-orang yang tidak punya semangat hidup, pemalas, manja. Setiap kali dihadapkan pada situasi itu, aku pasti akan mempercepat waktu interview biar langsung berakhir hahaha.

Sekali lagi, jika katanya mencari kerja itu susah. Maka mereka yang sedang mencari karyawan juga mengalami hal yang sama. Itu sama saja dengan ,"pengangguran berkata cari kerja susah, yang bekerja berkata kerja itu melelahkan."

Namanya juga hidup, nikmati saja (sewajarnya). (jwriting)

17 May 2023

GOOD THINGS TAKE TIME

Aku sangat menyukai berjuang mati-matian, berjuang keras dan gigih untuk mendapatkan apa yang aku mau. Mengapa? Karena setelahnya kelak ketika aku telah mendapatkan apa yang telah aku perjuangkan, maka aku akan sangat menghargainya karena aku sudah merasakan gimana rasanya berjuang tanpa kenal lelah.

Sebagian orang mungkin jalannya terasa mudah dan dimudahkan. Namun, tak jarang kemudahan itu justru menumbuhkan kesombongan, keangkuhan, dan keburukan. Tak jarang justru membuat kita menjadi pribadi yang suka menganggap remeh orang di bawah kita, dan bahkan juga kurang menghargai arti sebuah proses dan perjuangan. Jangan merasa paling hebat, jangan merasa jumawa, jangan. 

Ketika pada akhirnya jalanmu terasa terjal dan sulit, ingatlah sesungguhnya itu karena semesta masih sangat baik. Dia memberikanmu kesulitan, dia memberikan banyak hambatan di jalanmu, karena dia tahu hanya itu yang akan mengubahmu menjadi manusia yang lebih baik. Sebab, di waktu yang silam, saat dia memberikanmu kemudahan, itu ternyata justru membuatmu jadi manusia yang tidak baik.

Nikmatilah kerikil di jalanmu, nikmati setiap kegagalan yang kau temui. Mungkin kau merasa hidupmu tak berarti, tak beruntung, selalu gagal, selalu serba salah, dan tak tahu harus bagaimana. Jika kesulitan satu-satunya jalan membuatmu menjadi pribadi yang lebih baik, maka silakan menikmati setiap air mata di hari-hari yang sulit.

Sebab, aku pernah meminta sesuatu kepada Tuhan, lalu Ia menjawabnya dengan memberikanku kesulitan. Aku percaya, Tuhan hanya sedang menjawab doaku, dengan cara-Nya.

Simpanlah kesedihanmu hari ini. Kenanglah esok, saat kau telah sukses. Dan ingat, saat hari bahagia itu tiba, jadilah pribadi yang lebih baik dari yang sebelumnya. Janganlah kesuksesan yang kelak kau dapatkan mengembalikanmu lagi kepada dirimu yang dulu, yang banyak membuat luka di hati banyak orang.

Maka, jadilah sebaik-baiknya manusia 😇 (jwriting)

CERITA MEMBERSAMAI ANAK | 12 AGUSTUS 2021

Ada yang baru abis potong rambut lagi belajar ebisidi 🥰🥰

Mamanya lagi nyetrika, trus dia panggil2 ternyata dia mau nyebutin huruf2.

Mungkin ada yg nanya:

“Kok anaknya masih kecil, masih 2 tahun udah diajarin huruf?”

“Kok diajarin bahasa Inggris? Ntar anaknya jadi bingung loh..”

Engga kok, sebagai seorang ibu yang masih banyak belajar, aku juga paham kalo usia 2 tahun itu belom seharusnya belajar huruf. Aku juga paham kalo waktu terbaik  mengajarkan bahasa asing ke anak itu adalah ketika si anak sudah menguasai satu bahasa dulu (dalam hal ini adalah bahasa Indonesia). Biar nantinya si anak ga akan kebingungan. 

“Trus kenapa anaknya masih kecil udah nyebutin nama2 huruf? Pakai bahasa Inggris lagi?”

Semua berawal dari lagu-lagu yang sering ia dengarkan. Alah bisa karena biasa. Sampai akhirnya anak kecil ini bisa menghafal beberapa lirik lagu dan menyanyikannnya dengan penuh rasa bangga 😁😁

Begitu juga dengan lagu ABC versi bahasa Inggris. Karena lagu itu sering didengar, akhirnya dia bisa menyanyikan mulai dari A sampai Z, dan bukan cuma mendengar, dia juga memperhatikan dan berusaha mengenali bentuk tiap huruf. Sampai akhirnya, beberapa bulan lalu pernah suatu ketika dia menunjuk huruf2 yang ada di poster dinding sambil menyebut ti (T), es (S), ou (O). Kaget sih awalnya 😁😁 ehh makin ke sini makin banyak huruf yang bisa dia kenali, hanya saja masih dalam ejaaan bahasa Inggris.

Kebetulan di rumah ada poster gambar buah-buahan yang judulnya “FRUITS”, poster sayuran yang judulnya “SAYUR-MAYUR” dimana semua huruf di judul itu bisa dia sebutin namanya satu persatu dengan benar. Ada juga poster huruf2, yang sekarang dia suka sebutin nama2 hurufnya mulai dari Q sampai Z bahkan secara acak.

Jujur sampai hari ini, engga pernah memaksa anak untuk menghafal huruf2 itu, aku lebih suka memaksa dia untuk merapikan semua mainan sebelum tidur (maklum emaknya paling anti sama yg berantakan, jadi sebelum tidur semua harus udah rapi dulu 🤣🤣🤣).

Ada juga satu lirik lagu tentang warna, yang setelah kesekian kali didengar, dia suka menyanyi2kan lagu itu dan bisa mengenali banyak warna.

“Kuning, kuning, kuning. Pisang warnanya kuning.Hijau, hijau, hijau. Daun warnanya hijau, dst…”

Alhasil, anak mama bisa mengenali warna kuning, hijau, merah, jingga, biru, ungu, hitam, putih, cokelat, dan pink.

Sekarang udah sering berimajinasi tentang makanan-makanan enak. Kadang sebelum tidur dia ngomong, “Mau sop, besok makan sop.. Suka sop, suka ayam goreng, suka bubur, suka kue…”

Gemesnyaa 🥰🥰🥰

Mungkin ada yang bilang, “anaknya baik banget kayanya yaa…?”

Engga kok. Anak bocah ini juga sama kaya anak kebanyakan, yang kadang susah dikasih makan alias GTM, yang kadang mau nangis menjerit2 kalo kemauannya ga dituruti, yang suka usil lempari mainan keluar dari jendela biar ada alesan buat keluar rumah, yang suka berantakin isi rumah, yg suka coret2 dinding dan robekin buku2, dan masih banyak lagi.

Atau mungkin ada yang bilang, “anaknya pinter banget yaa udah bisa ini itu…?”

Yakinlah setiap anak itu punya milestone yang berbeda2, ga perlu membanding2kan pencapaian setiap anak dengan anak yang lain. Masih inget dulu habis ke posyandu, ibu bidan tanya “anaknya sudah bisa tepuk tangan sampai bunyi bu?” Dan aku jawab, “ belum bu.”

“Diajarin yaa bu, usia segitu harus udah bisa tepuk tangan”, kata ibu bidan lagi.

Saat itu ada perasaan sedih, karena anak tetangga yg usianya sebulan lebih muda malah sudah bisa tepuk tangan dan anakku belum. Peran sebagai seorang ibu menuntut untuk peduli untuk mengamati tumbuh kembang anak dan juga harus proaktif mencari ilmu dan informasi seputar tumbuh kembang anak. 

Kadang, mencoba flashback ke masa2 di saat masih bisa menghabiskan setiap hari dengan anak di rumah 24 jam sehari. Kadang ga nyangka bisa sampai di titik ini, di saat semua kekhawatiran demi khawatiran  ternyata bisa dilalui dengan baik hingga saat ini. 

(Curhatan emak2 di jam istirahat kerja 😁)

25 Aug 2022

ANTARA MENYAYANGI DAN MENCINTAI


Menyayangi adalah seperti saat kau memakai tas yang sama walau setelah 10 tahun berlalu. Meskipun banyak orang mengatakan bahwa tas itu sudah ketinggalan jaman dan terlihat kusam, namun kau tetap tak peduli. Kau hanya tinggal membersihkannya lalu memakainya kembali seperti biasa. Jika sobek, maka kau akan menjahit utuk memperbaikinya. Ada banyak tas yang lebih bagus & murah namun tak terlintas dipikiranmu untuk mengganti tas lama.

Mencintai merupakan perasaan ketika buah durian favoritmu telah melukaimu sebab memiliki duri tajam atau menurutmu rasanya tak enak karena masam, tapi kau memilih untuk tetap selalu memakannya. Seberapa banyak kamu mencari alasan untuk membenci buah itu, kamu tak bisa melakukannya. Kamu tetap akan selalu mencoba buah durian karena kamu tahu bahwa si durian hanya akan sesekali membuat terluka dan berasa masam. Namun sebenarnya lebih seringkali berasa manis bikin ketagihan.

Singkatnya, menyayangi adalah ketika seluruh dunia menentangmu untuk bersamanya tapi kamu tetap yakin berada di sisinya dan mempertahankan hubungan. 

Sedangkan mencintai adalah ketika dirimu menyadari bahwa pasanganmu tak sempurna & itu bisa menjadi alasanmu untuk meninggalkannya, namun kau memilih untuk setia. Kau ingin membencinya, tapi tak pernah bisa karena rasa cintamu selalu lebih kuat dari waktu ke waktu.



(Cuplikan)

23 Aug 2022

MOTIVASI KEHIDUPAN


Seorang wanita muda datang pada ibunya dan mengeluh tentang banyaknya PERMASALAHAN dalam hidupnya. Namun betapa kagetnya, karena ternyata ibunya hanya diam saja, seolah tidak ingin mendengarkan keluh kesahnya.

Bahkan sang ibu malah masuk ke dapur dan anaknya terus bercerita sambil mengikutinya. Sang ibu lalu memasak air. Sampai airnya mendidih, lalu sang ibu menuangkan 'Air Panas Mendidih' itu ke dalam 3 gelas yang telah disiapkan.

Di gelas pertama ia masukkan WORTEL, di gelas kedua, ia masukkan TELUR, dan di gelas ketiga, ia masukkan TEH. Setelah menunggu beberapa saat ia mengangkat isi ketiga gelas tadi, dan hasilnya:

  • WORTEL yang KERAS  menjadi LUNAK, 
  • TELUR yang mudah PECAH menjadi KERAS,
  • TEH menghasilkan aroma yang HARUM.

Lalu sang ibu menjelaskan: 

“Nak..... "MASALAH DALAM HIDUP ITU BAGAIKAN AIR MENDIDIH." Sikap kitalah yang akan menentukan hadilnya (dampaknya). Kita bisa menjadi LEMBEK seperti WORTEL, MENGERAS seperti TELUR, atau HARUM seperti TEH.

Wortel dan telur bukan mempengaruhi air, tetapi malah berubah karena air mendidih itu, sementara TEH malah mengubah AIR, membuatnya menjadi HARUM. Setiap Masalah, selalu tersimpan MUTIARA IMAN yang berharga. Sangat mudah untuk BERSYUKUR saat keadaan baik-baik saja. Tapi apakah kita dapat tetap PERCAYA saat pertolongan Tuhan seolah tidak kunjung datang?

Ada 3 reaksi orang saat masalah datang:

  • Ada yang menjadi LEMBEK, suka mengeluh (seperti wortel ) dan mengasihani diri sendiri. 
  • Ada yang MENGERAS (seperti telur), marah dan berontak kepada Tuhannya.
  • Ada juga yang justru semakin HARUM (seperti teh), menjadi semakin kuat dan percaya pada-Nya.

Ada kalanya Tuhan sengaja menunda pertolongan-Nya. Tujuannya adalah agar kita belajar PERCAYA dan SETIA! Karena tidak pernah ada masalah yang tidak bisa Tuhan selesaikan.

Semuanya tergantung pada sejauh mana kita percaya kepada-Nya karena Tuhan berkata "JADILAH MENURUT IMANMU" artinya bisa atau tidaknya  masalah itu diselesaikan sangat tergantung pada IMAN kita.

(Cuplikan)

8 Jun 2022

MENJADI IBU : SEBUAH PENGORBANAN MULIA

























Aku seorang ibu dengan seorang putra yang telah mengubah hidupku menjadi penuh warna dan sukacita. Aku hanya seorang ibu yang tak jarang merindukan masa-masa bisa menghabiskan waktu 24 jam sehari 7 hari dalam seminggu bersama anak. Sepanjang hari bersama anak, melihat setiap tingkah lucu dan menggemaskannya, menyaksikan tiap tumbuh kembangya yang selalu penuh kejutan.

Setelah mempunyai anak, sudah tidak berpikiran sih sebenarnya untuk kerja di luar rumah. Toh di zaman sekarang ada banyak peluang yang bisa dikerjakan dengan fleksibel tanpa harus meninggalkan anak setiap hari. Tapi, kenyataan tak selalu sama dengan ekspektasi yang diidamkan.

Sejak menikah dan memutuskan untuk tidak lagi berkarir di perusahaan, saya sudah bertekad untuk tetap berpenghasilan. Yaiyalah, masa iya kuliah tinggi-tinggi tapi cuma jadi ibu rumah tangga (kata orang-orang julid).

Bahkan sering dipandang sebelah mata, tidak tahu apa kalau zaman sekarang banyak ibu rumahtangga yang juga banting setir untuk menopang finansial keluarga. Padahal sehari-hari sudah disibukkan dengan urusan rumah, dapur, dan semua tetek bengeknya.

Hebat bukan?

Itulah mengapa aku sendiri sebagai seorang perempuan tidak pernah memandang sebelah mata perempuan yang memutuskan menjadi ibu rumahtangga. Mereka itu sama hebatnya dengan wanita-wanita karier di luar sana.

Tidak terasa sudah sekian lama bekerja di luar rumah (dulu kerja juga tapi di dalam rumah 😆) Bersyukur bisa melewati masa-masa penuh drama meninggalkan anak setiap pagi dan kembali bertemu sore hari. Setiap sore, sepulang kerja masih menyempatkan diri mengerjakan bisnis online yang kumulai sejak 4 (empat) tahun silam sampai akhirnya merasa kewalahan.

Sebuah dilema antara tetap menjalankan bisnis online sepulang dari kantor atau meluangkan waktu bersama anak. Akhirnya, pilihan jatuh sama anak ❤️

Masa iya, kerja setiap hari meninggalkan anak, pulang kantor masih mengurus semua kerjaan rumah, dan waktu sama anak jadi sangat terbatas karena kepikiran untuk mengerjakan bisnis lagi. No no no! My son is my priority.

Konon katanya menjadi seorang ibu itu juga perlu menjaga kewarasan diri setiap hari. Ngakak sih dengernya, tapi kalo dipikir-pikir ternyata ada benarnya.

Kalau lagi capek ga sempat masak, gpp pesan makanan kesukaan via gofud, cuci mata ke mall, bolehlah lazy time sesekali di rumah (tapi jangan kebablasan ntar jadi tabiat). Kurang lebih gitulah salah satu ehh salah tiga contoh menjaga kewarasan diri. Sebab seorang ibu juga adalah manusia yang bisa marah dan bahkan suka marah-marah apalagi kalo udah capek ngurusin kerjaan rumah yang sering kaya ga ada beres-beresnya 😅.

Jadi kangen masa-masa dulu...

Kadang suka mewek mengingat masa-masa dulu, jalan pagi dan berjemur matahari pagi sama-sama, trus belanja ke warung beli ikan sayur sama donat tiap pagi. Main dan belajar bareng, jalan-jalan sore sehabis mandi di komplek perumahan sambil melihat matahari terbenam, melihat laut, tegur sapa dengan tetangga, dan lihat ayam dan kucing berkeliaran. Bisa sesuka hati, kapan saja kalau pengen keluar buat jalan atau main ke mall walaupun ga ada duit 🤧

Duuhh ga terasa waktu cepat sekali berlalu. Sekarang waktu sama anak ga lagi sama kaya dulu, tapi sukacita dan rasa bahagia setiap kali menghabiskan waktu bersama anak selalu menjadi momen mahal yang tak ternilai harganya.

Mungkin di luar sana banyak orangtua yang terpaksa harus jauh dari anak-anaknya demi mencari nafkah. Ada yang terpisahkan kota, pulau, negara, bahkan benua. Lah ini cuma terpisahkan 8 jam sehari kok Senin-Jumat jadi harus tetap bersyukur. Bersyukur masih dikasih pekerjaan. Bersyukur bisa melihat anak sehat dan makin pinter setiap hari. Bersyukur untuk banyak hal baik yang Tuhan masih izinkan untuk kita nikmati.

Pergumulan, kesulitan, dan kesusahan yang Tuhan pun izinkan terjadi, anggap sebagai bonus untuk mengupgrade diri menjadi pribadi yang lebih baik, menjadi pribadi tangguh dan kuat.

Semangat untuk semua ibu-ibu luar biasa! (jwriting)

9 May 2022

JANGAN JUMAWA! GELAR AKADEMIS BUKANLAH PENENTU KESUKSESANMU


Setinggi apapun gelar akademis yang kamu miliki, tidak akan menjamin kesuksesanmu kelak. Di luar sana banyak orang berlomba-lomba mengenyam pendidikan setinggi-tingginya, tapi ternyata tidak menjadi jaminan hidup yang lebih baik. Jadi, supaya kamu tidak merasa pendidikanmu yang tinggi itu sia-sia, simak yuk beberapa poin ini:

1. Berpikir Bahwa Gelar Akademis Membuatmu Hidupmu Bergengsi

Ada banyak yang berpikiran bahwa semakin banyak gelar yang berjejer di belakang namanya, maka akan semakin bergengsilah dirinya. Maka, tidak heran jika banyak yang berlomba-lomba melanjutkan kuliah setinggi-tingginya hanya supaya terlihat keren. Alih-alih mengimplementasikan ilmu yang sudah didapat dari jenjang pendidikan sebelumnya, mereka lebih memilih untuk mengejar gelar.

Jadi, buat kamu yang merasa gelar hanya sebatas menambah gengsi dirimu, ayo buruan sadar, ya. Ingat, ilmu yang sudah kamu dapatkan perlu kamu implementasikan supaya tidak sia-sia.


2. Anggapan Bahwa Gelar Tinggi Membuatmu Mudah Mendapatkan Pekerjaan

Buang jauh-jauh pikiran negatif yang ada didalam diri kamu dan cobalah tanamkan bahwa untuk meraih kesuksesan tidak wajib harus memiliki pendidikan yang tinggi. Tetapi kerja keras serta semangat pantang menyerahlah yang kamu utuhkan supaya sanggup meniti anak tangga menuju puncak kesuksesan. Ketahuilah gelar akademis dan nilai IPK hanya mengantarkanmu sampai ke meja interview saja. Selanjutnya, penentu kelulusanmu dalam dunia kerja bukanlah sekedar selembar ijazah pendidikanmu. Lebih dari itu, perusahaan membutuhkan orang-orang yang siap berkontribusi, yang gigih dan tekun, sanggup bersaing, bukan sekedar teoritis namun handal dalam eksekusi dan implementasi.


 3. Menganggap Remeh Mereka Yang Tidak Berpendidikan Tinggi

Sering kali kita melihat atau mendapati orang-orang yang bergelar menganggap remeh orang-orang yang mungkin memiliki tingkat pendidikan di bawahnya. Dengan tambahan titel di nama belakangnya, mereka menjadi agak jumawa dan berlagak sok pintar. Padahal dengan mengadopsi sifat jumawa, secara otomatis kamu telah menutup telinga kepada saran serta ilmu yang didapat oleh orang lain. Inilah yang nantinya bisa mengakibatkan kamu terjerumus ke dalam jurang kehancuran. Tidak perlu berbangga diri bahkan berpuas diri ketika kita sudah mengenyam pendidikan tinggi, yang penting adalah sikap rendah hati dan mau terus mengupgrade diri dengan ilmu-ilmu dan pengetahuan baru.


Nah, setelah membaca beberapa poin tadi, kamu yang sedang menempuh pendidikan tinggi harusnya tidak boleh memiliki pola pikir yang dangkal seperti itu. Pendidikan itu memang sangat penting, tapi jangan mengorbankan biaya dan waktumu hanya untuk mengejar gelarnya saja. Tapi, tanamkan prinsip bahwa menempuh pendidikan setinggi-tingginya harus dibarengi dengan output yang sejalan. Belajarlah setinggi-tingginya bukan hanya menambah jejeran huruf di belakang namamu, tapi untuk menambah wawasan, pengetahuan, dan keterampilan, membentuk karakter yang unggul, tangguh, dan siap bersaing. (jwriting)

18 Apr 2022

SALAH MANDASOR, SEGA LUHUTAN


"Salah mandasor, sega luhutan."

Pepatah bahasa Batak di atas bermakna salah membuat dasar, maka rusaklah bangunan di atasnya. Pertama kali mendengar pepatah ini pada waktu SD saat pelajaran Bahasa Daerah (Bahasa Batak). Luhutan adalah sebutan untuk tumpukan padi dalam jumlah besar yang disusun sedemikian rupa (dibentuk memanjang atau kadang melingkar hingga ke atas) sebelum melalui proses pembantingan. Susunan tersebut harus dipastikan rapi sejak tumpukan paling dasar, karena kalau tidak maka bisa dipastikan rusaklah luhutan alias tumpukan padi keseluruhan.

Istilah "salah mandasor sega luhutan" ini pun kerap dijadikan filosofi orang tua dalam pola parenting. Salah mendidik anak dari kecil, maka siap-siap memetik penyesalan di hari esok. Meskipun ada faktor lingkungan yang nantinya akan berkontribusi banyak dalam pembentukan karakter si anak, tapi peran orang tua dalam menanamkan nilai-nilai kebaikan sedari kecil juga tak kalah besarnya.

Mungkin kita semua tak asing dengan lagu "Bangun Tidur Ku Terus Mandi", nah hal kecil bisa kita mulai dengan mengambil pesan positif dari lagu anak legendaris itu. Memupuk kebiasaan bangun pagi, merapikan tempat tidur, mandi dan menggosok gigi. Setidaknya ini bisa membentuk karakter anak supaya kelak hidupnya 'ga semau gue'. Bukan menjadi anak yang bangun sesuka hati jam berapa, lalu tidak memiliki inisiatif untuk sekedar merapikan kasur setiap kali beranjak dari tempat tidur. Pun juga membiasakan diri untuk membersihkan diri setiap hari adalah pelajaran sepele yang harus dibiasakan sejak dini mungkin. Dan yang terpenting dari hal kecil tersebut, anak bisa belajar tentang disiplin dan tanggung jawab, supaya kelak dia beranjak dewasa, dia pun bisa mengemban tanggung jawab yang lebih besar juga.

Tidak ada anak-anak yang serta merta tumbuh menjadi pribadi yang disiplin, semua adalah proses yang dimulai sejak kecil. Itulah mengapa banyak ilmu-ilmu parenting yang mengajarkan supaya para orangtua tidak hanya memberikan arahan ini itu, tidak hanya mengajari anak supaya begini begitu, namun sebagai orang tua juga harus bisa menjadi teladan yang akan dicontoh oleh anak. Orangtua haruslah menjadi role model bagi anak-anaknya, sehingga disamping mendapatkan pengajaran dan didikan dari orangtua, anak-anak pun bisa melihat secara langsung juga bagaimana orangtua mempraktekkannya.

Seperti sebuah kutipan yang berbunyi "biarlah aku mendidik anakku dengan caraku, keras kepada mereka bukan berarti aku tak sayang. Lebih baik aku membuat mereka menangis di saat kecil, daripada mereka membuatku menangis ketika mereka sudah besar nanti." (jwriting)